Kalau lo suka sepak bola yang bukan cuma indah tapi juga liar, intens, dan punya mental “gak bakal nyerah”, satu nama harus lo tahu:
Diego Pablo Simeone.
Atau yang lebih dikenal dengan nama El Cholo.
Dia bukan pelatih biasa.
Dia itu komandan pasukan tempur di pinggir lapangan.
Gaya berdirinya khas: tangan dilipat, muka tegang, dan satu teriakan bisa bikin bek lawan salah umpan.
Gokilnya lagi, Simeone sukses bawa Atlético Madrid dari status “tim ketiga di kota” jadi raja La Liga dan finalis Liga Champions.
Bukan sekali. Dua kali.

Dari Gelandang Gahar ke Taktisi Garang
Diego Simeone lahir 28 April 1970 di Buenos Aires, Argentina.
Sebelum jadi pelatih, dia adalah gelandang bertahan yang punya reputasi: keras, pintar, dan kalau perlu—kasar.
Karier mainnya gak kaleng-kaleng:
- Main di Sevilla, Atlético, Inter Milan, dan Lazio
- 2x juara Serie A dan UEFA Cup
- Juara Copa América bareng Timnas Argentina
- Total 100+ caps buat Argentina
Sebagai pemain, dia udah punya aura pemimpin. Tapi saat jadi pelatih, levelnya naik 100x lipat.
Momen Kunci: Pulang ke Atlético dan Ubah Semuanya
Simeone resmi jadi pelatih Atlético Madrid Desember 2011. Waktu itu, tim lagi loyo, semangat low bat, dan cuma nangkring di papan tengah La Liga.
Tapi begitu dia masuk? Boom.
- Formasi dirapihin
- Mental pemain dikerasin
- Setiap laga dijalanin kayak final
- Klub yang tadinya ‘tim underdog’, sekarang ditakutin
Dalam hitungan bulan, Atlético langsung juara Liga Europa 2012. Dan sejak itu, El Cholo dan Atleti jadi cerita cinta berdarah-darah yang legit.
Filosofi: Menang Gak Harus Cantik, Tapi Harus Matang
Simeone bukan pelatih yang mikir “tiki-taka”, “possession 80%” atau “main indah buat penonton netral”.
Dia percaya pada:
- Soliditas pertahanan
- Disiplin level militer
- Counter attack tajam kayak silet
- Mental juang sampe peluit akhir
Gaya ini disebut orang: “Cholismo“.
Sebuah filosofi yang bikin tim kayak Atleti nggak pernah nyerah dan sering bikin kejutan.
“Kami bermain untuk menang. Bukan untuk dipuji.” – Simeone
Trofi & Prestasi: Dari Underdog ke Raja Spanyol
Simeone udah bikin sejarah gila bareng Atlético Madrid:
🏆 La Liga (2013–14, 2020–21)
🏆 2x Liga Europa (2012, 2018)
🏆 2x UEFA Super Cup
🏆 1x Copa del Rey (2013)
🏆 2x Finalis Liga Champions (2014, 2016)
🔥 Pelatih terlama & tersukses dalam sejarah klub
Dan dia lakuin semua ini tanpa skuad mega bintang atau anggaran gila kayak Real Madrid atau PSG.
Dia bangun tim dari pemain “buangan” dan bikin mereka bermental baja.
Gaya Kepelatihan: Garis Pinggir Jadi Zona Perang
Nonton pertandingan Atlético itu gak cuma soal 90 menit.
Lihat Simeone di pinggir lapangan = hiburan tersendiri:
- Teriak terus
- Lari-lari sepanjang touchline
- Kadang sampai lompat-lompat kayak mau ikutan main
- Energinya nginfeksi pemain dan fans
Dia kayak gamer FPS, tapi real life.
Gak pernah pasif, dan selalu 100% passion di setiap laga.
Relasi Sama Pemain: Tough Love, Tapi Bikin Jadi Monster
Simeone bukan pelatih yang manjain pemain.
Dia keras, tapi adil.
Lo kerja keras, lo dipakai. Lo males? Duduk. Gak peduli nama besar.
Pemain-pemain kayak:
- Koke
- Godín
- Griezmann
- Saúl
- João Félix (walau akhirnya gak klop)
- Jan Oblak
…semuanya berkembang di bawah Simeone karena dia kasih kerangka taktik + mental baja.
Kritik: Defensif Banget? Yes, Tapi Efektif
Banyak fans bola bilang Atlético terlalu defensif, terlalu reaktif, atau “membosankan”.
Tapi… lihat hasilnya.
Lo bisa gak suka caranya, tapi lo gak bisa bantah efektivitasnya.
Simeone buktikan bahwa:
“Lo gak harus cantik buat jadi juara. Lo harus pintar, konsisten, dan gila kerja.”
Loyalitas: Dilirik Klub Besar Tapi Tetap Stay
Chelsea, PSG, Arsenal—semua pernah coba narik dia.
Tapi El Cholo tetap di Atlético.
Kenapa? Karena dia gak cari proyek mewah. Dia cari rasa memiliki.
Dan di Atleti, dia bangun semua dari awal.
Gak cuma tim, tapi budaya juang yang sekarang jadi ciri khas klub.
Apa yang Bisa Kita Belajari dari Diego Simeone?
- Karisma + kerja keras = kombinasi maut
Simeone adalah contoh pemimpin sejati. - Lo bisa bikin filosofi lo sendiri dan tetap sukses
Cholismo mungkin gak estetis, tapi menang? Iya. - Loyalitas dan konsistensi bisa ngalahin modal gede
Legacy: Pelatih Paling Berpengaruh dalam Sejarah Atlético
Diego Simeone bukan cuma pelatih. Dia adalah arca hidup Atlético Madrid.
Selama lebih dari satu dekade, dia udah buktiin kalau:
- Klub bukan cuma soal uang
- Tapi soal semangat, identitas, dan kerja tim
Dia bangun kultur menang dari rasa lapar, bukan kemewahan. Dan selama dia masih di bangku pelatih, Atlético akan terus jadi tim yang gak boleh diremehkan.